Antara parkit liar dan parkit yang dibudidayakan memiliki bentuk fisik dan warna bulu yang berbeda. Parkit liar berkembang di hutan-hutan bebas dimana mereka tinggal.
Tetapi parkit budidaya berkembang dalam kandang-kandang peternakan. Warna bulunya bermacam-macam dan memiliki bentuk fisik yang lebih kekar dibanding parkit liar.
Perubahan-perubahan yang terjadi dari hasil perkembangan yang dilakukan oleh para ahli, warna bulu yang tadinya hanya berkembang karena proses alam, kini telah dapat direncanakan sesuai dengan keinginan, sehingga tidak mengherankan bila hasil dari pengembangan tersebut dapat diperoleh warna bulu seperti yang dialami oleh burung parkit ini sama sekali belum pernah terjadi pada jenis burung lain.
Perpindahan warna bulu yang pertama kali adalah warna kuning, yaitu dengan munculnya warna kuning polos tanpa adanya titik-titik warna hitam. Selanjutnya muncul parkit warna biru. Jika kita selidiki, pengembangan warna kuning sebenarnya merupakan pemucatan dari warna asli (hijau), sedangkan warna biru merupakan penguatan dari warna hijau.
Kemudian warna bulu parkit yang menyimpang dari warna dari warna aslinya menyebabkan warna bulu parkit dibedakan menjadi empat macam, yaitu kuning, hijau, putih, dan biru.
Dengan empat jenis warna tersebut dan setelah dilaksanakan kawin silang antara satu dengan yang lainnya, maka diperoleh berbagai warna yang pada dasarnya bisa berpengaruh pada penguatan warna dasar atau bisa juga melemahkan warna dasar.
Dari hasil uji coba yang telah dilakukan berdasarkan perkawinan silang ke empat warna dasar itu, akhirnya diperoleh warna-warna dasar sebagai berikut:
*Warna dasar hijau dapat menghasilkan hijau tua, hijau normal (asli) dan hijau muda.
*Warna kuning dasar menghasilkan kuning tua, kuning asli, dan kuning muda.
*Warna biru dapat menghasilkan biru tua, biru muda, dam biru asli.
*Warna putih dapat menghasilkan putih mulus, putih kekuningan, dan putih kebiruan.
Tingkat perkembangan selanjutnya yang diperoleh sehingga dapat menghasilkan beraneka warna serta corak yang berwarna-warni adalah hasil persilangan antara kedua belas warna itu.
Dari berbagai warna tersebut, kemudian orang membagi dua kelompok secara besar, yaitu parkit berwana hitam dan berwarna merah. Parkit berwarna hitam adalah yang memiliki warna-warna bersisik hitam.
Sedangkan parkit mata merah adalah parkit yang memiliki warna bulu polos seperti kuning, putih, dan variasinya. Hal tersebut tentunya bisa dimakllumi bahwa pola warna yang dihasilkan erat kaitannya dengan kuat-tidaknya pigmen yang dimiliki oleh burung parkit yang bersangkutan.
Kemajuan dalam mencipatkan warna dapat dikatakan sangat pesat, sehingga dari perkembangan yang terus berlangsung, muncul warna dan corak baru yang tentunya lebih menarik dan lebih memiliki ciri khas tersendiri, diantaranya adalah:
* Warna belang-belang, yaitu bulu warna yang beraneka corak, ada biru, ungu, putih, hijau, kuning dan segala macam variasinya.
* Warna hitam. Ini termasuk parkit yang memiliki warna bulu agak unik. Dikatakan demikian karena bagian dada berwarna hitam sedangkan kepala berwarna putih.
* Warna hijau dengan corak kuning dan hiajua polos.
* Warna violet dengan corak warna putih dan violet.
* Parkit bermasker, disebut demikian karena kepala bagian depan berwarna kuning cerah, lalu pipi, tenggorokan, dan dagu berwarna kuning campuran, sedangkan bagian lainnya berwarna lain.
Burung parkit terbagi menjadi 2 macam. Yang pertama adalah Parkit Biasa dan yang kedua adalah Parkit Carolina.
1.Parkit Biasa
Parkit biasa (Psittacula alexandri) adalah spesies yang paling tersebar luas di antara genusnya dan merupakan spesies yang memiliki banyak variasi geografis. Banyak subspesies yang mendiami pulau kecil atau kepulauan di negara Indonesia. Satu subspesies terdapat di pulau andaman, dan satu subspesies terdapat di daratan dunia Asia tenggara dan sepanjang dunia bagian utara Asia Selatan di sepanjang kaki pegunungan Himalaya. Beberapa ras pulau mungkin terancam oleh perdagangan burung liar. Calon ras, yang terdapat di Pulau Jawa, sedang mendekati kepunahan.
Populasi liar spesiesnya sekarang telah ditempatkan di kota-kota seperti Mumbai dan jumlah kecil yang terdapat di kota seperti Chennai dan Bangalore di India.
2.Parkit Carolina
Parkit Carolina (Conuropsis carolinensis) adalah satu-satunya spesies parkit yang asli berasal dari Amerika Serikat bagian timur. Binatang ini dulunya dapat dijumpai di Lembah Ohio sampai Teluk Meksiko, dan tinggal di hitan tua sepanjang sungai. Parkit ini adalah satu-satunya spesies yang digolongkan ke dalam genus Conuropsis. Binatang ini dijuluki puzzi la nee ("kepala kuning") atau pot pot chee oleh penduduk Seminole dan kelinky dalam bahasa Chikasha (Snyder & Russell, 2002).
Spesimen liar terakhir dibunuh di Okeechobee County di Florida tahun 1904, dan spesies terakhir yang ditangkarkan mati di Kebun Binatang Cincinnati tahun 1918. Binatang ini merupakan spesimen jantan "Incas," yang mati sama dengan tahun pasangannya, "Lady Jane." Hal ini belum sampai tahun 1939, bagaimanapun, peristiwa ini menandai kepunahan Parkit Carolina
Pada suatu hari antara tahun 1937 dan 1955, 3 parkit yang serupa dengan spesies ini terlihat dan direkam ketika berada di Rawa Okefenokee, Georgia. Namun demikian, American Ornithologists' Union menyimpulkan setelah menganalisis film tersebut, bahwa mereka salah mengira karena yang terekam adalah Parkit biasa yang bebas, bukan Parkit Carolina. Laporan tambahan mengenai penemuan spesies burung ini masih sering muncul di Kota Okeechobee sampai akhir tahun 1920an, tetapi tidak didukung oleh penelitian dan pembuktian terhadap keberadaannya.
Spesies ini merupakan jenis burung pengembara yang sangat langka di tempat-tempat tertentu yang jauh di utara hingga di Ontario Selatan. Beberapa tulang, termasuk bagian brutu ditemukan di Situs Calvert di Ontario Selatan yang berasal dari Parkit Carolina. Kemungkinan sisa-sisa tersebut mengungkapkan bahwa bagian spesimen tertentu diambil dari Ontario Selatan untuk digunakan dalam upacara adat. (Godfrey 1986).
Sumber berita dari berbagai sumber